Perbuatan intip dan cari aib
orang ditegah dalam Islam. Aib adalah suatu cela yang
tidak baik tentang seseorang. Jika diketahui oleh orang lain, akan membuat rasa
malu. Rasa malu ini membawa kepada kesan psikologi yang negatif jika tersebar.
Rasulullah SAW bersabda, yang bermaksud: "Wahai orang yang
beriman dengan lisannya, tetapi tidak beriman dengan hatinya, janganlah kamu
mengumpat kaum muslimin dan janganlah mengintip aib mereka. Barangsiapa yang
mengintip aib saudaranya, niscaya Allah akan mengintip aibnya. Siapa yang
diintip Allah akan aibnya, maka Allah akan membuka aibnya meskipun dirahasiakan
di lubang kendaraannya." (Hadis riwayat Tirmizi).
Mengapa mengitip aib orang
lain, sedangkan kita juga tentu ada kelemahan yang jika didedahkan kepada orang
lain akan menyebabkan rasa malu. Lebih baik kita muhasabah diri sendiri
berbanding duduk dedah aib orang lain. Ingatlah setiap kita ada melakukan
kesalahan. Untuk mengelak aib kita diketahui orang lain, maka hendaklah kita
menutup aib orang lain dulu.
Sabda Rasulullah SAW: "Sesiapa yang menutupi (kesalahan) seorang
muslim maka Allah menutupinya di dunia dan akhirat." (Riwayat bn Majah,
hadis 2078].
Bahkan, Rasulullah SAW juga
melarang seseorang untuk membuka aib dirinya sendiri kepada orang lain,
sebagaimana sabdanya: "Setiap umatku dimaafkan kecuali orang yang
terang-terangan (melakukan maksiat). Dan termasuk terang-terangan adalah
seseorang yang melakukan perbuatan maksiat di malam hari, kemudian di paginya
ia berkata: wahai fulan, kemarin aku telah melakukan ini dan itu padahal Allah
telah menutupnya dan di pagi harinya ia membuka tutupan Allah atas
dirinya." (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).
Sebaliknya, Rasulullah
memberikan khabar gembira bagi orang-orang yang menutup aib saudara-saudara
mereka, dengan menutup aib mereka di dunia dan akhirat, seperti dalam hadis
sahih: "Dan barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, niscaya Allah menutup
aibnya di dunia dan akhirat." (Hadis Riwayat Muslim)
Allah SWT berfirman dalam Surat Al Hujarat ayat 12 bermaksud: "Wahai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, kerana sesungguhnya
sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mengintip atau
mencari-cari kesalahan dan aib orang lain; dan janganlah kamu mengumpat
sebagian yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya
yang telah mati? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh kerana itu,
jauhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
No comments:
Post a Comment