Nafsu merupakan organ kerohanian manusia yang
punya pengaruh begitu banyak dan paling besar di antara anggota rohani lainnya.
Nafsu memberi perintah kepada anggota jasmani untuk melakukan sesuatu tindakan
yang ia inginkan.
Sesungguhnya setiap manusia yang diciptakan oleh
Allah SWT mempunyai nafsu. Itulah yang menjadi pemangking kepada manusia
untuk melakukan sesuatu. Maka, positifkan nafsu itu untuk melakukan
kebaikan.
Nafsu yang terdapat pada manusia adalah ujian
Allah SWT. Jika manusia mampu menguasai nafsunya bermakna dia telah berjalan
mengatasi salah satu ujian Allah SWT yang cukup berat ini.
Sekiranya nafsu dididik ke arah kejahatan dan
melalui sistem yang jahat, maka nafsu akan menjadi jahat dan liar. Maka akan
lahirlah orang yang pandai tetapi jahat, orang bodoh yang jahat, pemimpin yang
jahat dan pendidik yang jahat. Ini amat bahaya kepada kehidupan manusia.
Sebab itu nafsu perlu dikenali tahap-tahapnya
dan tingkatannya. Nafsu secara fitrahnya berwatak jahat, kalau dibiarkan ia
tetap jahat, betapalah kalau dididik ke arah kejahatan oleh sistem pendidikan
yang jahat dan yang mengajar pun adalah orang yang jahat maka masyarakat akan menuju
kepada kehancuran.
Sebab itu Allah ingatkan kita tentang ini di
dalam firman-Nya: “Mereka yang berjuang ke jalan Kami, nescaya Kami akan
tunjukkan jalan jalan Kami. Sesungguhnya Tuhan berserta dengan orang-orang yang
berbuat baik.” (Surah al-Ankabut ayat 69)
Sesiapa yang bermujahadah terhadap nafsu,
ditingkatkannya daripada jahat kepada baik, maka Allah SWT akan memberi
petunjuk kepada jalan yang baik. Itu janji-Nya, sebab itu nafsu perlu dididik
dan diasuh mengikut telunjuk iman.
Nafsu adalah musuh utama manusia dan musuh
kedua manusia baru syaitan. Nafsu adalah musuh dalaman sedangkan syaitan hanya
musuh luaran. Bila nafsu sudah ditundukkan dan ia taat kepada perintah Allah SWT
maka barulah syaitan akan dapat di kalahkan.
Dalam sirah ketika Rasulullah SAW dan
para sahabat balik dan peperangan Badar, Rasulullah bersabda
maksudnya: “Kita baru balik dari peperangan yang kecil kepada peperangan
yang maha besar.”
Para Sahabat bertanya: "Apakah
peperangan yang maha besar itu ya Rasulullah?” Jawab baginda : “Perang melawan
nafsu.” (Hadis Riwayat Baihaqi).
Imam
Al Ghazali berkata, nafsu itu seperti anjing. Jika dilatih dan dijinakkan ia
pasti akan menjadi baik. Namun jika diikut bisikan syaitan, sudah pasti
nafsu itu berperangai seperti syaitan. Manusia berperangai macam syaitan lebih
buruk kesannya kepada manusia berbanding syaitan sendiri.
No comments:
Post a Comment