Tuesday 19 September 2017

DITEGAH INTIP KESALAHAN ORANG

Perbuatan intip dan cari aib orang ditegah dalam Islam. Aib adalah suatu cela yang tidak baik tentang seseorang. Jika diketahui oleh orang lain, akan membuat rasa malu. Rasa malu ini membawa kepada kesan psikologi yang negatif jika tersebar.

Rasulullah SAW bersabda, yang bermaksud: "Wahai orang yang beriman dengan lisannya, tetapi tidak beriman dengan hatinya, janganlah kamu mengumpat kaum muslimin dan janganlah mengintip aib mereka. Barangsiapa yang mengintip aib saudaranya, niscaya Allah akan mengintip aibnya. Siapa yang diintip Allah akan aibnya, maka Allah akan membuka aibnya meskipun dirahasiakan di lubang kendaraannya." (Hadis riwayat Tirmizi).

Mengapa mengitip aib orang lain, sedangkan kita juga tentu ada kelemahan yang jika didedahkan kepada orang lain akan menyebabkan rasa malu. Lebih baik kita muhasabah diri sendiri berbanding duduk dedah aib orang lain. Ingatlah setiap kita ada melakukan kesalahan. Untuk mengelak aib kita diketahui orang lain, maka hendaklah kita menutup aib orang lain dulu.

Sabda Rasulullah SAW: "Sesiapa yang menutupi (kesalahan) seorang muslim maka Allah menutupinya di dunia dan akhirat." (Riwayat bn Majah, hadis 2078].

Bahkan, Rasulullah SAW juga melarang seseorang untuk membuka aib dirinya sendiri kepada orang lain, sebagaimana sabdanya: "Setiap umatku dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan (melakukan maksiat). Dan termasuk terang-terangan adalah seseorang yang melakukan perbuatan maksiat di malam hari, kemudian di paginya ia berkata: wahai fulan, kemarin aku telah melakukan ini dan itu padahal Allah telah menutupnya dan di pagi harinya ia membuka tutupan Allah atas dirinya." (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).

Sebaliknya, Rasulullah memberikan khabar gembira bagi orang-orang yang menutup aib saudara-saudara mereka, dengan menutup aib mereka di dunia dan akhirat, seperti dalam hadis sahih: "Dan barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, niscaya Allah menutup aibnya di dunia dan akhirat." (Hadis Riwayat Muslim)

Allah SWT berfirman dalam Surat Al Hujarat ayat 12 bermaksud: "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, kerana sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan aib orang lain; dan janganlah kamu mengumpat sebagian yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh kerana itu, jauhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."

No comments:

Post a Comment